Jumat, 02 Juli 2010

Novel : Project L by Muti Siahaan

Awalnya aq beli novel ini karena tertarik dengan covernya. Tapi meskipun begitu, novel ini sukses bertahan dengan masih tersegel di tumpukan novel-novelku. Aku lebih medahulukan novel-novel lain, seperti Fate Orizuka, Jingga dan Senja Esti Kinasih.
Tapi…kemarin entah ada angin apa aku ingin membaca novel ini. Apalagi teman-ku yang bernama Riesty mencoba merayuku untuk membaca novel Project L.
Dan saat membaca…jujur komentar awalku…ini cerita standar yang sudah berjuta2 kali ada di Sinetron, di novel, komik, bahkan di kehidupan remaja. Tapi aku tetap membaca, karena aku penasaran bagaimana sikap si tokoh dalam menghadapi masalah.

***

Sarah –cewek jutek, antisocial, apalagi sama cowok…juteknya amit-amit deh!-.
Danny –cute, ramah, dan cewe popular-
Mereka berdua bersahabat dan akrab, walau awalnya sempat seperti anjing dan kucing. Mereka dekat dan akrab berkat suatu proyek yang mereka kerjakan bersama. Proyek itu dinamakan “Project L”. Kepanjangannya adalah Project Library. Mereka memang punya misi untuk mendirikan perpustakaan di rumah Sarah.
Lepas dari misi itu, heumm…-tidak jauh-jauh dari masalah remaja sekarang, cinta. Memang…Love is everywhere, hehe-.. Danny ini cinta mati sama seorang cowok bernama Tommy. Tommy yang terkenal play boy karena banyak sekali cewek yang naksir dia.
 –Play boy ini cuma ansumsi Sarah saja, tanpa dia tahu kebenarannya apakah betul Tommy itu seplay boy yang dia kira? Yang dia tahu kenyataannya Tommy itu tukang tebar pesona dan pernah menggaet cewek tercantik di angkatan mereka-
Belakangan karena sama-sama anak OSIS, Tommy sering coba mengajak ngobrol Sarah. Meskipun digonggongin sama Sarah, dia maju tak gentar. Entah kenapa dia malah senang mengahdapi sikap jutek Sarah.
Di lain hal, karena Danny naksir Tommy, Sarah membantu Danny dekat sama Tommy.
Cerita pun berjalan mulussss….
Tapi, sayangnya Tommy lebih memilih Sarah ketimbang Danny. Dan lambat laun, Sarah pun mulai menyukai perhatian dan kebaikan Tommy.
Sarah jadi bingung. Dia menyukai Tommy, tapi juga tidak mau menyakiti perasaan Dhanny.
***
Apa yang terjadi di antara mereka bertiga? Sarah, Danny, dan Tommy??
_Sudah aku katakan, sudah banyak kisah seperti ini. Yang intinya, dua cewek bersahabat dan sedang mengalami masalah berat…yaitu cowok! Dimana salah satu cewek itu menjadi korban perasaan akibat keegoisan cewek yang satunya. Ck. *aku paling benci cerita seperti ini*
Ditambah lagi ketidak berdayaan si cowok yang tentunya nggak bisa berbuat apa-apa. Dia nggak mungkin nerima hati cewek yang nggak dicintainya –walau pun disogok SEMILYAR uang- dan juga nggak bisa menyatakan hatinya ke cewek yang dia cinta karena si cewek yang jadi korban perasaan ini lebih mengutamakan perasaan SAHABATnya.
Tapi bukan itu yang harus kita perhatikan di sini. Melainkan bagaimana si penulis menyampaikan alurnya dan penyelesaiannya??

***

SPOILER:
Saya akan mengcopy satu halaman dari cerita novel ini.
“Gue minta maaf. Tapi gue nggak mungkin jadian sama elo. Gue nggak punya perasaan apa-apa sama elo.Gue minta kita nggak perlu temenan dan ketemu lagi,” ucap Sarah dengan nada datar.
“Kalau elo mau nolak nggak masalah. Tapi kenapa kita nggak bisa tetap berteman?” Ada nada kecewa dalam suara Tommy.
“Nggak aja. Karena kalau kita temenan, bisa menimbulkan prasangka yang bukan-bukan.”
“Elo khawatir amat sih sama pandangan orang! Kayak bukan elo aja!”
“Gue nggak peduli sama pandangan orang. Gue peduli sama Danny.”
“Masih Danny aja yang jadi pikiran lo?” Tommy mengerang sebal.
“Ya iyalah. Elo tega banget bilang begitu.” Sekarang Sarah mulai nyolot. Di kupingnya kalimat Tommy terdengar sangat egois. Dirinya mungkin bukan teman yang menyenangkan dan baik hati, tapi dia nggak akan pernah mengkhianati sahabatnya sendiri. Apalagi sahabatnya itu sudah dia anggap sebagai adik sendiri.
“Sarah, kalau elo khawatir Danny marah karena kita temenan, gue bisa jelasin ke dia. Gue bakal bilang, gue nggak punya perasaan apa-apa sama dia. Antara gue dan dia cuma sebatas teman. Sama seperti keinginan elo, kita nggak ada apa-apa. Beres kan?”
“Beres apanya! Danny itu suka sama elo!” ucap Sarah ketus.
“Jadi, elo minta gue jadian sama dia, gitu?” balas Tommy nggak kalah ketus.
“Terserah elo! Gue cuma minta kita nggak perlu ketemu dan berteman lagi. Hanya itu! Teman elo kan banyak. Cewek-cewek yang mau temenan sama cowok popular kayak elo juga bejibun. Tinggal elo pilih. Susah amat!” ucap Sarah jutek.
“Gitu, ya!”
Mendengar jawaban pendek Tommy, Sarah langsung menyesal telah ngomong soal kepopuleran. Mata Tommy tampak terluka.
“Tom, please banget. Kalau elo bener-bener teman gue, tolong permintaan gue dikabulin. Mungkin tahun depan atau nanti-nanti kita bisa temanan lagi.”
Tommy menatap Sarah lama sekali. Hanya menatap. Tanpa kata-kata dan tanpa senyum. Sarah jadi jengah diliatin seperti itu.
“Well, kalau elo maunya gitu, oke. Hari ini kita berpisah,” akhirnya Tommy buka mulut.
Ditatapnya sekali lagi wajah Sarah. Dia berusaha melihat dan mengingat setiap detail, setiap mili, bahkan setiap pixel wajah cantik di hadapannya itu.
“Bye, Sarah.”

***
Itu lah penyelesaian pertengahan yang diambil sang penulis untuk perjalanan kisah kasih mereka. (aku ngomong apa seeh)
Bagaimana kelanjutannya??

***
(SPOILER)
Life goes on. Begitulah. hidup harus dijalani, suka atau nggak suka. Sarah, Danny, dan Tommy harus menjalani minggu-minggu yang menyakitkan dengan segala beban dan masalahnya. Cinta segi tiga yang di setiap sudutnya ada orang yang terluka.
*penyelesaian awal penulis*
Untung dalam hidup ini ada rutinitas yang perlahan mampu melumatkan emosi setiap orang. Menyerut habis rasa suka, gembira, kesedihan, luka dan kepedihan. Membuat segalanya berjalan dengan emosi yang sama. Datar seperti garis lurus.
Sarah akirnya terbiasa dengan melihat Tommy dari kejauhan tanpa disertai perasaan sedih, nggak enak, atau emosi lainnya.Danny sudah nggak kecewa lagi karena salah membaca sinyal cinta dari Tommy. Dia punya banyak kesibukan dan gebetan baru yang lain.Tommy pun sudah bisa melihat sosok Sarah dan Danny sama seperti dia melihat cewek lainnya.

Tapi, manusia adalah makhluk yang dibentuk oleh emosional. Suatu saat tanpa disadari, getaran-getaran itu muncul kembali.Menggerakan kembali garis datar itu. Ke atas dan ke bawah, walau cuma sedikit.
*ternyata penyelesaiannya sederhana, hanya saja dibuat ribet dan susah*
Danny pacaran dengan Irwan (yang sudah bisa aku tebak dari awal). Jadi, Danny membujuk Sarah untuk berbaikan dengan Tommy. Tapi mereka berdua GENGSIAN.
Satu kata itu yang bikin masalah nggak selesai-selesai!!
Sebel banget aku baca ini novel.! Aaa…padahal masalahnya ternyata nggak serumit yang aku bayangkan.
Tapi syukur Lah, egois berhasil dikalahkan.. Sarah dan Tommy kembali teguran berkat usaha Danny dan Irwan. And kelanjutan hubungan mereka??
Tidak terjelaskan. Tapi rasanya aku punya bayangan bagaimana kelanjutan mereka. Karena di akhri cerita, Tommy mengatakan pada Sarah, “Gue harap lo mau bantuin proyek gue”
“Proyek apaan?”
“Project L. Project of Love.”
***
Intinya sih , aku bisa dapat apa maksud dari ceritanya. Yaitu korban cinta, perasaan egois, dll. Seandainya semua cewek yang “egois” bisa seperti Danny, mungkin di dunia bakal nggak ada cewek yang jadi “korban perasaan”. Soalnya sebel aku! Tiap nonton sinetron selalu disuguhi adegan cewek yang jadi korban perasaan dan harus mengalah demi perasaan…apa itu? Cinta? Suka? Kagum? Perasaan sejenis itu Lah.
Dari 10 skala, aku beri 6,9 buat novel ini. Project L. Walau pun begitu, aku tetap rekomendasikan novel ini buat dibaca. Siapa tahu bisa membantu solusi kalau2 kalian punya masalah yang sama seperti Tommy, Danny, dan Sarah ^^